NLRSpedia

Kelas Sosial

Kelas mempengaruhi apakah seseorang akan diterima ke dalam jenis sekolah tertentu, kemungkinan mereka untuk berhasil di sekolah itu, macam pekerjaan, macam teman (DeAngelis, 2015). 

Mengapa belajar kelas sosial?

  1. Kelas sosial menentukan karakter psikologis seseorang, terutama terkait identitas. Kelas menjadi sumber kebanggaan dan harga diri seseorang (Tajfel, 1979).
  2. Kelas sosial mempengaruhi bagaimana kita merasa, berpikir, dan bertindak (DeAngelis, 2015). 

Apa itu kelas sosial?

  1. Kelas sebagai penanda subjektif: Kelas adalah kategori sosial berdasar atribut-atribut subjektif yang digunakan oleh orang untuk membuat tingkat kategori dalam sistem stratifikasi ekonomi (Wright, 2006). Bagaimana orang, secara individu dan kolektif, menemukan diri mereka sendiri dan orang lain dalam struktur sosial?
  2. Kelas sebagai posisi objektif dalam distribusi: Kelas didefinisikan dalam hal standar hidup materi, biasanya diindeks oleh pendapatan atau, mungkin, kekayaan. Kelas adalah konsep gradasional seperti kelas atas, kelas menengah atas, kelas menengah, kelas menengah bawah, kelas bawah (Wright, 2006). Bagaimana orang secara objektif berada dalam distribusi material yang tidak setara?
  3. Kelas sebagai penjelasan relasional peluang hidup ekonomi: Kelas digunakan untuk menjelaskan ketidaksetaraan, biasanya, konsep ini tidak didefinisikan terutama oleh atribut-atribut subyektif dari arena sosial melainkan oleh hubungan orang-orang dengan sumber penghasilan pendapatan (Wright, 2006). Apa saja status dan kondisi sosial yang membuat orang memiliki kondisi ekonomi tertentu?
  4. Kelas sebagai dimensi variasi historis dalam sistem ketidaksetaraan: Pertanyaan ini menyiratkan perlunya konsep tingkat makro, bukan sekadar konsep tingkat mikro yang menangkap proses kausal kehidupan individu; hal ini membutuhkan konsep yang memungkinkan variasi tingkat makro sepanjang saat dan tempat (Wright, 2006). Bagaimana kita menjelaskan variasi kelas secara lintas sejarah dalam sebuah organisasi sosial (yang terstratifikasikan)?
  5. Kelas sebagai landasan penindasan dan eksploitasi ekonomi: Pertanyaan yang paling kontroversial, tidak hanya sekadar agenda penjelas tentang mekanisme yang menghasilkan ketidaksetaraan ekonomi, tetapi penilaian normatif tentang ketidaksetaraan – bentuk penindasan dan eksploitasi – dan visi normatif dari transformasi ketidaksetaraan tersebut (Wright, 2006). Apa jenis transformasi yang diperlukan untuk menghilangkan penindasan dan eksploitasi ekonomi dalam masyarakat kapitalis?  

Kelas dalam perspektif Marxist (Lihat poin 5). Marx menggunakan dua istilah dalam analisis kelas, yakni eksploitasi dan distribusi. Kelas harus didefinisikan dalam hal hubungan sosial yang menghubungkan orang-orang dengan sumber daya pusat yang secara ekonomi relevan dengan produksi. Konflik kepentingan antara kelas dihasilkan tidak hanya oleh apa yang dimiliki orang, tetapi juga oleh apa yang dilakukan orang dengan apa yang mereka miliki. Konsep eksploitasi, oleh karena itu, mengarahkan perhatian kita pada konflik dalam produksi, bukan hanya konflik di pasar. 

Kategori kelas menurut Karl Marx (1818-1883)  berdasarkan pada relasi ekonomi yang kemudian memungkinkan relasi dominasi berdasarkan kepemilikan modal (Magnis-Suseno, 1999). Sementara itu, dengan berubahnya kondisi masyarakat dengan berkembangnya ekonomi dan teknologi, pembagian kelas tidak bisa lagi hanya borjuis dan proletariat. Dalam waktu tertentu, seseorang bisa menjadi borjuis dan di waktu lain bisa jadi proletariat. 

Kelas dalam perspektif Weberian Lihat poin 3 dan 4. Weber menggunakan istilah kesempatan hidup (life-chances) untuk menunjukkan ketidaksetaraan dalam kelas (Wright, 2006). Weber menunjukkan kontras antara status dengan kelas. Kalau status menempatkan seseorang dalam lingkup komunal dalam sebuah kelompok. Baik kelas maupun status, keduanya yang membentuk stratifikasi sosial (kekayaan, kekuasaan dan wewenang, kehormatan, ilmu pengetahuan). Misal: Borjuis, borjuis pekerja, proletariat, lumpenproletariat, petani/hamba; Kelas atas, kelas menengah atas, kelas menengah, kelas menengah bawah, kelas bawah.  

Max Weber (1864-1920) berpendapat bahwa stratifikasi dan kelas sosial lebih rumit daripada ini. Dia berpendapat bahwa kelas sosial didasarkan pada posisi pasar seseorang yang pada dasarnya berapa banyak uang atau kekayaan yang mereka miliki dan kekuatan tawar mereka untuk mendapatkan ini. Dia juga memperkenalkan ide-ide kekuasaan dan status sebagai gambaran lengkap posisi seseorang dalam masyarakat. Status mengacu pada bagaimana orang dipikirkan dan dianggap di masyarakat. 

Muncul alternatif lain dalam memahami kelas: pilihan ideologi dan posisi sosial seseorang (Butler, 2014). Dalam kategori ini, ada tiga macam kelas. Pertama adalah kelas simbolik seperti manajer, bankir, akademisi, jurnalis, dan pengacara. Kedua, kelas yang tersingkir yakni mereka yang kehilangan pekerjaan dan properti, misalnya orang Rohingnya. Dan ketiga, di antara keduanya adalah kelas menengah. Kelas menengah ini adalah mereka yang masuk dalam mode produksi dan ideologi yang tradisional, misalnya: priyayi pemilik tanah. 

Bagaimana melakukan analisis kelas? Dalam analisis kelas, Holland & Henriot (1983) mengusulkan untuk memulainya dengan 3 pertanyaan sederhana:

  1. Siapa yang membuat keputusan?
  2. Siapa yang diuntungkan oleh keputusan itu?
  3. Siapa yang dirugikan oleh keputusan tersebut? 

 

Sumber:

DeAngelis, T. (2015). “Class differences”. Diunduh pada 13 Agustus 2020 dari https://www.apa.org/ 

Holland, J. & Henriot, SJ., P. (1983). Social analysis, linking faith and justice. New York: Orbis Books. 

Magnis-Suseno, F. (1999). Pemikiran Karl Marx. Jakarta: Gramedia. 

Wright, E.O. (2003). Social class. Diunduh pada 17 Oktober 2018 dari https://www.ssc.wisc.edu.pdf

Wright, E.O. (2015). Understanding class. London & New York: Verso. 

Yang, M. (2014). Marx. Dalam R. Butler (ed.). (2014). The Žižek dictionary. London: Routledge. 

Tentang Penulis

Editor Nalarasa pada rubrik Teori. Sehari-hari mengajar di Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *