“Apakah diam adalah cara melawan horor? Ataukah horor justru terjadi kalau orang terus berdiam diri? Siapa yang diuntungkan? Masyarakat? Lagi-lagi saya merasa: betapa brengseknya kekuasaan ini.“ Kalau Anda mau tau betapa brengseknya sebuah kekuasaan, Anda dapat menengok pada bagaimana goyangnya kekuasaan berdampak pada hubungan antaragama – dengan demikian, antartetangga. Pasca-1998, pola kekerasan perlahan berubah dari …
Nasionalisme: Antara Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan
Catatan Awal: Tulisan ini terbit sebagai pengantar buku berjudul Nasionalisme di Tengah Kewargaan Budaya dan Ekstremisme Global (Sanata Dharma University Press, 2018) yang dieditori Anne Shakka dan A. Harimurti. Buku tersebut merupakan hasil dari seminar dengan judul yang sama — yang dilangsungkan pada 21 Oktober 2017. Tulisan pengantar ditayangkan-ulang pada laman ini (disertai pengeditan) untuk kepentingan …
Penyingkiran Syiah dan Ahmadiyah, Fragmentasi dalam Tubuh Islam?
Catatan Awal: Tulisan ini terbit dalam jurnal Retorik 5(1), Januari 2017. Ditayangkan kembali untuk kepentingan pendidikan. “Meskipun demikian, alasan penyingkiran karena keberbedaan secara teologis agaknya menyembunyikan satu hal yang jauh lebih besar: kekuasaan. Artinya, alasan teologis justru menjadi dalih untuk menyembunyikan ancaman terhadap kekuasaan yang telah mapan. Kekuasaan ini bisa berupa kekuasaan sosial, ekonomi, politik maupun …
Kelas Sosial
Kelas mempengaruhi apakah seseorang akan diterima ke dalam jenis sekolah tertentu, kemungkinan mereka untuk berhasil di sekolah itu, macam pekerjaan, macam teman (DeAngelis, 2015). Mengapa belajar kelas sosial? Kelas sosial menentukan karakter psikologis seseorang, terutama terkait identitas. Kelas menjadi sumber kebanggaan dan harga diri seseorang (Tajfel, 1979). Kelas sosial mempengaruhi bagaimana kita merasa, berpikir, dan …
Asumsi Dasar Konstruksionisme Sosial
Dalam sebuah buku berjudul Outline of Theoretical Psychology (Palgrave Macmillan, 2018), Thomas Teo menuliskan bahwa untuk membuat konsep ulang bagaimana manusia didekati, kita mesti mempelajari beberapa status objek keilmuan; yakni ontologi, epistemologi, etika/politik, dan estetika. Dalam ontologi, kita diajak untuk mengkaji ulang bagaimana manusia didefinisikan dalam psikologi. Dalam psikologi mainstream manusia dianggap sebagai individu, yang artinya …
Tentang Politik Jatah Preman
Catatan Awal: Tulisan ini pernah diterbitkan di jurnalruang.com pada 22 Maret 2019. Lebih lanjut, silakan buka link berikut: https://jurnalruang.com/read/1553177714-tentang-politik-jatah-preman. Ditayangkan di sini untuk kepentingan pendidikan. Ian D. Wilson. (2019). Politik Jatah Preman. Marjin Kiri. xxii+315 hlm. Sumbangan buku Ian Wilson, “Politik Jatah Preman: Ormas dan Kuasa Jalanan di Indonesia Pasca Orde Baru” (Marjin Kiri, 2018) terletak …
Rampogan Sima, Pelarangan, dan Psikologi Kerumunan
Catatan Awal: Tulisan ini menjadi pengantar dalam pameran Timoteus Anggawan Kusno, lebih jauh lihat: https://www.tanahruncuk.org/crowd-vergadering-and-anticolonial-nationalism/ Tjrijosipoen tijang sepoeh: waos koela poenika bangsa sae, wani dateng sima. Mila pitados koela kala roemijin, sadaja sima ingkang kesenggol wilahing waos koela, pedjahipoen namoeng saking kamandèning waos koela pijambak, waosipoen tijang atoesan poenika namoeng toemoet natoni kémawon. Ceritanya para …
Selayang-Pandang Gender/Seks
“Kita dilahirkan ke dalam sebuah dunia yang penuh dengan gendered process, maka ya wajar-wajar saja kalau sejak kecil kita diperkenalkan dengan gender. Dunia kita menghendakinya. Perkenalan dengan gender ini setidaknya juga membantu anak dalam mengenali dirinya atau membangun identitasnya.“ Di bawah ini disajikan kutipan wawancara yang dilakukan Vannya Purnamasari terhadap A. Harimurti (saya). Saya menyajikan-ulang wawancara …