Menampilkan 24 Hasil
Esai

Ingatan, Retakan, dan Perlawanan Mia Bustam

Catatan Awal: Tulisan ini merupakan seri keempat dari lima tulisan saat mengunjungi  pameran Mia Bustam: Karya, Kehidupan, Pemikiran di Benteng Vredeburg Yogyakarta (dalam rangka Biennale Jogja XVIII) pada 6 Oktober sampai dengan 20 November 2025. Jujur saja, ada yang aneh saat pertama kali melangkah ke pameran Mia Bustam di Benteng Vredeburg. Ekspektasi saya soal galeri …

Esai

Mia Bustam, Sejarah Perempuan, dan Keadilan

Catatan Awal: Tulisan ini merupakan seri ketiga dari lima tulisan saat mengunjungi  pameran Mia Bustam: Karya, Kehidupan, Pemikiran di Benteng Vredeburg Yogyakarta (dalam rangka Biennale Jogja XVIII) pada 6 Oktober sampai dengan 20 November 2025. Memasuki pintu pameran, ke arah kiri, layar monitor yang menampilkan rekaman video yang cukup seram itu menyambutku. Hatiku menggelap dan …

Esai

Mia Bustam dan Aku

Catatan Awal: Tulisan ini merupakan seri kedua dari lima tulisan saat mengunjungi  pameran Mia Bustam: Karya, Kehidupan, Pemikiran di Benteng Vredeburg Yogyakarta (dalam rangka Biennale Jogja XVIII) pada 6 Oktober sampai dengan 20 November 2025. Pada tanggal 9 Oktober 2025 pukul 18.00-19.00, saya mengunjungi pameran Mia Bustam di Benteng Vredeburg, Yogyakarta. Saat pertama kali memasuki …

Esai

Mia Bustam, atawa Ia yang Melampaui Kerinduan

Catatan Awal: Tulisan ini merupakan seri kedua dari lima tulisan saat mengunjungi  pameran Mia Bustam: Karya, Kehidupan, Pemikiran di Benteng Vredeburg Yogyakarta (dalam rangka Biennale Jogja XVIII) pada 6 Oktober sampai dengan 20 November 2025. Ketika saya pertama kali melihat karya kristik Shima Mendaki Gunung Kinabalu karya Mia Bustam di pameran, tubuh saya seolah menegang …

Esai

Rasa Tidak Pernah Bohong: Peristiwa Rasa dan Gustatory Subjects

Di suatu siang yang cukup dingin, karena Yogyakarta akhir-akhir ini terus menerus diguyur hujan lebat, saya duduk di kantin kampus. Di hadapan saya ada semangkuk bakso ‘Dab Supri’ – di Kantin Realino Universitas Sanata Dharma – yang aromanya menggoda. Memang beberapa hari ini saya ‘ngidam’ bakso tersebut. Kuahnya berkaldu dan cukup berlemak. Memang bakso ini …

Esai

Refleksi Menyoal Kapitalisme yang Terkalkulasi

“Tapi, musuh kita selalu menyerang dengan kekuatan titan yang tak pernah terpikirkan. Jika kita masih berpikir secara umum, kita takkan bisa mengungguli musuh!” –Armin Arlert dalam Attack on Titan Kiranya sejauh ini, setidaknya yang saya temui, upaya untuk menggerakkan kelas pekerja atau masyarakat yang tertindas dalam mempersoalkan “menumpas” kapitalisme adalah dengan mengharamkan kapitalisme secara absolut, …

Esai

Krisis Psikologi Vis-à-vis Psikologi Kritis

Post-Truth: Misinformasi, Makna, dan Upaya Mencari Kebenaran Hakikatnya manusia akan mengalami, dan melalui pengalaman timbullah makna (Frankl, 2006; Schulenberg, 2003). Saat dalam ruang kelas Metode Penelitian Kualitatif di S1 Psikologi, saya bertanya pada dosen: Apa yang sekiranya menjadi permasalahan terbesar di Indonesia saat ini? Kala itu, dosen saya menjawab bahwa permasalahan yang akan menjadi tantangan …

Esai

Sejarah Trauma dan Trauma Kesejarahan

Psikologi mengadopsi istilah ‘trauma’ dari bidang medis. Secara etimologis, ‘trauma’ berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘luka’ dan secara khusus merujuk pada ‘luka fisik’. Istilah ‘trauma’ pertama kali digunakan pada sekitar 1693. Dengan merangkak naiknya isu kesehatan dan gangguan mental, istilah ‘trauma’ mengalami penggunaan yang merentang dari persoalan lokal harian hingga pada level politik global. …

Esai

Barangkali Seseorang Mesti Membayangkan Camus Bahagia

Pengantar Prasangka yang bias kerap dialami oleh Sisifus, sang mitos penderitaan. Para pengelana mitosnya kerap mengeja pergulatannya lewat polisemi. Nampaknya, meromantisasi arppegio (selanjutnya disebut arpeggis) Sisifus bukan suatu kebuntuan dalam kehidupan, akan tetapi sebagai kebaruan dalam memaknai sebuah kehidupan. Secara lebih cermat saya melihat Sisifus bertarung bersama kecintaan dan kegilaannya akan kehidupan. Albert Camus (1965) …

Esai

Psikologi Keluyuran: Mengabadikan yang Terabaikan

Terkait dengan jalan kaki, Althoff, dkk. (2017) melaporkan bahwa masyarakat Indonesia berada pada urutan terbawah dengan 3.513 langkah per hari. Posisi tertinggi ditempati masyarakat Hongkong dengan 6.880 langkah per hari. Sementara itu, rerata jumlah langkah per hari dalam rentang global adalah 4.961 langkah per hari. Melihat data tersebut, rerata jumlah langkah per hari orang Indonesia …